Jumat, 08 November 2013

Kenyataan Pahit

















Seorang gadis cantik berambut panjang berdiri sendirian menanti entah apa itu.Mata gadis itu sayup sedih.Tidak terpancar sedikitpun kebahagiaan di dalam raut mukanya.Lalu sebutir air mata berlari di pipinya yang putih dan lembut.Semakin lama dia mengeluarkan air mata dari matanya yang jernih.Hatinya tersayat sedih.Seperti ada pisau yang menyat-nyayat hatinya.
Kenyataan pahit yang bertubi-tubi dia ketahui sekarang menjadi bom waktu di dalam hatinya.Mungkin sebentar lagi bom itu akan meledak dan dia akan tewas,lebih baik seperti itu dari pada dia menderita terlalu lama,pikirnya.Tanpa sadar dia berjalan dan terus berjalan kearah ramainya kendaraan yang berlalu lintas di jalan.
“Aku tidak takut tertabrak kendaraan ini.Aku tidak takut aku akan menjadi berkeping-keping apabila aku tertabrak,itu bukan masalah bagiku.Aku tidak peduli”batinnya,
Berjalan semakin menengah semakin dekat dengan maut.Gadis ini ingin bunuh diri,tapi dia sendiri tidak sadar.Semua kenyataan begitu sangat pahit.Kehidupannya pun berantakan setelah dia tahu semua itu.
Maaf Dea,kami bukanlah orang tua kandungmu
Itu adalah kata yang menyakitkan untuk gadis ini.Kata-kata yang sangat membuatnya terpukul.Muncul dari ibunya.Ibu yang selama ini telah membesarkannya dengan kasih sayang.Ibu yang selama ini menjadi orang terpenting yang selalu ada di dalam hatinya.Dan kenyataannya dia bukanlah ibunya melainkan orang asing yang telah membesarkannya dan menganggapnya menjadi anaknya.
Kami sendiri tidak tahu siapa orang tua kandungmu,kami menemukan mu di depanpintu dengan sepucuk surat
Ayahnya sama menunjukkan rasa bersalah karena telah membohongi putri yang sangat dia cintai,putri yang selama ini menjadi anak yang sangat dia banggakan.Namun sayang dia bukanlah putri kandungnya,sayang sekali kau bukanlah putri kandungku Dea,kenapa orang tua kandungmu tega melakukan ini kepadamu?Anak sebaik dan sepintar kau ini pasti akan menjadi anak yang sukses nanti.Seandainya kau putriku,batin ayahnya setiap melihat putri kesayangannya membuatnya bangga dan membuatnya bahagia.
Namun kenyataan tidak bisa diubah.Dea bukanlah anak dari mereka.Dea sendiri ingin tahu siapa kedua orang tuanya dan inin sekali bertanya kepada mereka membuangnya.Satu-satunya petunjuk adalah suart itu,surat itu berisikan
Kepada Yang terhormat yang telah menemukan anak kami,kami berterima kasih.
Kami berharap agar kalian dapat merawat anak kami menjadi anak yang sukses dan kami sangat berterimakasih akan hal itu.Karena kami tidak bisa merawatnya,kami terlalu miskin untuk merawat anak kami.Jadi kami mohon rawat anak kami ini menjadi anak yang baik dan sukses nantinya.
                                                        Terima Kasih
Saat membaca surat itu hatinya begitu terpukul.Kenapa kedua orang tuanya meninggalkan dia hanya karena tidak punya uang untuk membesarkannya.Dea sendiri tidak keberatan akan hal itu,tidak peduli miskin atau kaya tapi dia tetap ingin bertemu dan mengenal kedua orang tuanya.
Dea mulai mencari dimana keberadaan kedua orang tuanya saat itu.Mencari dan terus mencari tanpa memperdulikan apapun.Di damping kedua orangtuanya,kakaknya Deni dan kekasihnya Alex dia pun mencari dimana keberadaan kedua ornagtuanya.
Setelah begitu lama,kira-kira 7 bulan.Mereka menemukan dimana keberadaan kedua prang tua Dea.Tapi apa yang mereka harapkan justru sangat berbalik.Bukannya melihat kedua orang tuanya tapi ini sangat menyediahkan.S     elama 7 bulan Dea habiskan untuk mencari orang tua kandungnya,namun itu semua tidak ada gunanya.Sekarang orang tuanya telah meninggal.Mereka sakit keras dan setelah itu mereka meninggal sebelum bisa menatap putrid mereka yang sekarang sedang menanjak dewasa.Menatap putrid mereka yang sudah berusaha mati matian menemukan mereka berdua,putrid yang selama ini mereka buang,putrid yang selama ini hidup bahagi tanpa tahu kalau dia bukanlah anaka kandung dari kedua orang tuanya yang selama ini membesarkannya.
Dea langsung menangis di pusara kedua orang tuanya.Tdak pernah bertemu mereka,tidak pernah melihat bagaimana wajah mereka.Tidak tahu apa pekerjaan mereka,makan apa mereka sehari-hari,apa semua tercukupi?Kapan mereka lahir,apa mereka rindu dengannya?
Semua berkelebat di dalam hatinya.Perasaan sedih bercampur marah kecewa dan rindu tumpah ruah tidak beraturan dia sana.Dea menangis dengan kencang dengan dada yang semakin lama semakin sesak.Yang dia tahu dari kedua orang tuanya adalah nama mereka,ayah kandungnya bernama Ahmad Hadi dan ibunya bernama  Siti Komaryati.Hanya itu.
Pulang dengan rasa sedih dan kecewa.Itulah yang dirasakan Dea saat itu.
Beberapa hari setelah itu Dea sudah mulai melupakan semuanya.Melupakan apa yang sedang dia pikirkan melipakan semuanya.Melupakan bahwa ayah dan ibu kandungnya sudah meninggal.Dea akan berusaha sekuat tenaga agar dia dapat tegar menghadapi ujian yang ada.
Sekarang hanyalah hidup harus terus berjalan.Namun sayang Dea kembali dilanda badai.Alex.Orang yang selama ini dia cintai dan juga mencintainya.Ternyata sudah dijodohkan sejak dia kecil.Dan walau keluarga Dea adalah keluarga terpandang tidak juga mengubah niatnya untuk menjodohkan putra semata wayang mereka untuk dijodohkan.Kakek Alex sudah berjanji bahwa mereka akan menjodohkan cucu mereka.Dan janji harus ditepati.
Semua itu membuat Dea putus harapan.Sedih rasanya mengetahui orang yang kita cintai ternyata tidak bisa selamanya bersama kita.Jantung Dea bagaikan tertusuk-tuduk oleh paku.Menancap begitu kuat dan jika di cabut akan berbekas.Dan seperti itulah rasanya.Amat sakit dan juga perih.Seperti paku itu,jika sudah di cabut maka akan berbekas dan seperti itulah yang akan terjadi pada Dea.Dan Dea tahu keputusannya ini tidak salah karena dia terlalu bersedih terlalu banyak sekali penderitaan yang dia alami.
Untuk apa menunggu nanti?Toh dia juga akan mati,bahkan dengan cara yang sangat sakit.Yah,dokter mendiagnosa dia telah menderita kanker darah dan kemungkinan untuk sembuh relative sedikit.Dan penyakit inilah yang telah merenggut nyawa ibu kandungnya.
Untuk apa lagi harus menanggung derita seperti ini?Hanya membuat kita sendiri sakit hati.
“Tuhan!Kenapa Engkau memberikan aku cobaan seperti ini?Kenapa?’’
Jerit Dea begitu mencekam,terdenagr begitu sedih dan juga tidak dapt tertolong lagi.Entah sampai kapan semua ini akan berakhir,pikir Dea.
“Kenapa tidak Kau ambil saja roh ini dari tubuhku?!Aku benci dengan semua ini Tuhan!!!”
Dea kemudian berjalan semakin ke tengah jalan.Dia berharap ada sebuah mobil atau motor yang dapat menabraknya dan membuat dia bisa pergi dari dunia yng membuat dia sengsara.
Dan keinginan Dea pun terwujud.
Melintaslah saat itu sebuah mobil truk yang mengangkut pasir.Dea semakin berjalan  ke ketengah.Berjalan semakin dekat dan semakin dekat dengan truk itu.
Tin! Tin! Tin!
Truk itu sudah mengklalson hampir lama agar Dea bisa menyingikir dari sana.Namun Dea tidak ingin menyingkir dari sana.Dia ingin saat itu juga pergi dari dunia ini.
“DEA!!!”jerit Deni kepada Dea.Dia takut Dea akan berbuat yang aneh-aneh pada dirinya sendiri.Deni menyeret tubuh Dea dai jalan itu dan langsung memeluknya.”Dea apa yang kamu lakukan?”Tanya Deni penuh kekawatiran dan masih memeluk Dea.
“Untuk apa sih kakak di sini!”bentak Dea lalu melepaskan pelukan sang kakak.”Kakak sayang sama kamu!Kakak ingin agar kamu bik-bik saja!”
“Untuk apa kakak menyayangiku?Aku bukan adikmu!”
“Aku tahu!Siapa bialng aku menyayangimu sebagai adikku?Aku menyayangimu sebagai laki-laki ke perempuan!”jawabnya lantang”Aku sudah tahu kau buakn adikku saat pertama ayah dan ibu menemukanmu!Dan saat melihatmu menjadi model sekolah waktu itu barulah aku sadar aku menyukaimu!Aku tidak pernah menganggap kamu sebagai adikku!Kamu adalah perempuan!Bukan adikku!”
Dea begitu terkejut mendengar ungkapan sang kakak,dia tidak menyangka kalau kakaknya tidak menganggapnya sebagai adik tapi sebagai perempuan.Walaupun rasanya aneh,tapi Dea merasa lebih tentram.Ada seseorang yang mencintainya dan akan melindunginya.
Deapun memeluk kakaknya.Entah kenapa,tapi dia ingin sekali memeluk kakaknya,dan Deni menerima pelukan itu.

Sabtu, 02 November 2013

Dia Yang Malang



Putri Yang Malang
Rintikan hujan turun secara perlahan ke bumi.Membasahi yang ada dibawahnya,langit menghitam seakan mereka sedang bersedih hati.Angin tertiup secara perlahan melewati kulitku.
Suasana yang tak begitu bersahabat,seolah menggambarkan orang-orang yang berpakaian serba hitam.Wajah mereka tertunduk,butiran demi butiran air mata mengalir di wajah mereka.Termasuk aku.
Aku tak pernah menyangka,aku akan menepaki tempat tujuan terakhir manusia secepat ini.Dan melihat tulisan di sebuah papan yang ditancapkan ke tanah,tulisan yang bertulis “Putri Chintya”.Aku terus menatap tulisan itu.Aku terus menatap tulisan itu,butiran demi butiran air mataterus-menerus mengalir di wajahku,seperti mereka akan berlomba untuk menang.
Hatiku sakit melihat tulisan itu.Bagaimana tidak,papan yang bertuliskan nama sahabatku.Sahabat yang sangat kusayangi ,sahabat yang selalu ada saat aku sedang  mendapat masalah.Tapi sekarang dia telah pergi.Pergi selama-lamanya.Pergi meninggalkan semua orang yang mencintainya .
Acara pemakaman telah selesai,sekarang waktu kami untuk pergi,tapi rasanya aku masih ingin berada di sini.Aku masih tidak percaya,Putri telah pergi secepat ini.Kalau tahu dia akan pergi secepat ini,aku pasti akan pulang ke Indonesia lebih cepat.Dan aku bisa menemaninya.
Satu persatu orang mulai pergi,dan lama-kelamaan hanya tersisa 1 orang.
Romy,dia masih di sana tertunduk pada makam Putri.Aku menghampirinya.”Belum pulang Rom?”tanyaku sambil menyeka air mata yang akan keluar.”Aku tidak ingin pulang sekarang,aku masih ingin berada di sini.
“Kalau aku tahu,Putri akan pergi secepat ini aku tidak pasti akan pulang lebih awal”Kataku,”Kenapa Putri bisa kecelakaan?”
Romy yang tadinya menunduk kini di mengangkat wajahnya.Air mata yang terus mengalir membuat matanya agak merah,”Kecelakaan?Siapa?Putri?”Dia mengajukan pertanyaan yang tidak aku mengerti sama sekali,”Putri tidak kecelakaan”.
Aku tambah bingung,apa yang terjadi pada Putri sebenarnya?Banyak orang bilang kalau Putri meninggal karena kecelakaan.Tapi kenapa Romy berkata seperti itu padaku?
“Apa maksud kamu?Sebenarnya Putri itu kenapa?”tanyaku.Mata Romy beralih ke nisan Putri,dia menatap nisan itu dan meneteskan air mata.
“Sebenarnya Putri meninggal bukan karena kecelakaan,tapi karena dia sakit”Jelas Romy masih menatap nisan Putri”.
“Sakit?Sakit apa ?”tanyaku lebih serius.Sekarang mata Romy beralih memandangku”Kanker Darah”.
Seketiak itupun aku menangis tersedu-sedu.Butiran demi butiran air mata sekarang berlari melewati pipiku.Bagaimana aku tidak tahu kalau selama ini sahabatku menderita kanker?
Pasti dia sangat kesakitan saat itu,tapi aku tidak tahu dan justru pergi ke negeri asing.”Kenapa tidak ada satu orang pun yang memebri tahuku?”tanyaku pada Romy.
Saat Romy akan menjawab,hujan semakin deras.Seolah mereka sedih dengan kepergian Putri.Romy memebawaku pergi dari makam.Kami naik mobilnya.Aku masih tidak bisa percaya apa yan sebenarnya terjadi.
Aku dan Romy masih menangis,walau kami telah pergi dari pemakaman.”Kenapa tidak ada yang member tahuku?!”Sekarang aku membentak Romy.
Romy langsung menepikan mobilnya.Dia juga ikut menangis.”Aku tidak tahu,tidak banyak orang yang tahu kalau Putri itu sakit,bahkan kedua orang tuanya”jelas Romy.
“Lalu bagaimana kalian tahu kalau Putri sakit?”
Romy menghela nafas dan dia mulai bercerita.”Orang tua Putri menyadari kalau dia sakit saat rambutnya mulai rontok,badannya kurus dan dia selalu mimisan.Aku sendiri tahu kalau Putri sakit saat aku ingin memberikan kejutan.Tapi justru aku yang di beri kejutan olehnya”Jelas Romy menerangkan dan dia sekarang seperti menerawang.
“Saat aku melihatnya,kepalanya botak,tubuhnya kurus kering dia seperti orang yang rapuh.Tapi dia tidak pernah hilang semangat untuk sembuh dari sakitnya.Dia terus berusaha dan berusaha agar bisa sembuh.Tapi Tuhan terlalu sayang padanya sehingga dia diambil”
Penjelasan Romy membuatku semakin tersayat-sayat.Aku tidak ada di sampingnya saat dia kesakitan.Teman macam apa aku ini?
“Sejak kapan dia mulai sakit Rom?”tanyaku.
“Sejak dia kelas 3 SMA,penyakit itu telah menggerogoti tubuhnya”jawab Romy membuatku menitihkan air mata yang lebih banyak lagi.
“Dia pernah bilang,kalau dia tidak ingin dikasihani.Dan dia juga bilang,jika dia meninggal jangan pernah menangis untuknya”lanjut Romy menjelaskan.
Seketika itu pun aku terdiam,tangisku menghilang dan membayangkan wajah Putri yang penuh senyum.Sejak dulu aku tahu kalau Putri itu kuat dan tegar,tapi aku tidak pernah tahu kalau Putri itu memang sangat kuat dan juga tegar dalam menghadapi semua ini.Aku benar-benar kagum padanya .Aku ingin menangis untuk hari ini,hanya hari ini,Putri maafkan aku karena aku menangis saat ini ,hanya saat ini.Besok aku tak akan menangis lagi.

Minggu, 27 Oktober 2013

CERPEN EVITA


Teka-Teki  Hilangnya Efita

Bu Reni melihat absen di kelas yang sedang ia ajar.Dia tertegun melihat absen itu,terus berpikir kenapa datanya harus seperti itu.Terus dia berfikir dan memutuskan untuk bertanya kepada murid-muridnya mungkin saja mereka tahu dimana Efita berada.”Ada yang tahu dimana Efita berada?”Tanya bu Reni.
Bu Reni terus bertanya dalam benaknya,kemanakah keberadaan murid kesayangannya itu berada.Padahal yang selama ini dia ketahui,Efita adalah murid yang rajin dan pintar yang pernah dia kenal,dia juga sangat baik.Namun sekarang Efita menghilang entah kemana,hanya tas berwarna pink cerah yang berada di kursi tempat Efita biasa duduk.Bu Reni terus memikirkan murid kesayangannya itu sampai akhirnya ada seorang murid yang membuyarkan lamunannya.
“Bu,ini sudah saya kerjakan”kata Dena.”Taruh saja di meja”perintah bu Reni.Tidak lama Dena menaruh bukunya dimeja,bel berbunyi pertanda pelajaran telah berakhir dan tanda istirahat akan segera dimulai.”Baiklah anak-anak,cepat kumpulkan buku kalian!”perintah bu Reni.
Setelah semua murid mengumpulkan pekerjaan mereka,ada sebagian yang langsung ke kantin ada juga yang masih berda di kelas termasuk Shintya,teman terdekat Efita.Dia terus memandangi kursi yang di duduki oleh Efita setiap harinya.
“Shin,kamu tau nggak kemana sebenarnya Efita berada?”Tanya Jessi.”Aku sama sekali nggak tahu Jess dimana keberadaan dia sekarang,aku udah coba kerumahnya.Tapi dia nggak ada.Ibu dan ayahnya juga tidak tahu dia ada di mana,dan sekarang mereka sedang mencari Efita.Sudah 3 hari ini dia pergi dan kedua orang tuanya masih mencarinya.”jawab Shintya panjang lebar.
“Shin,kamu nggak curiga gitu sama seseorang mungkin?”Tanya Jessi dengan nada curiga.”Maksud kamu?”Tanya Shintya balik.
“Shin,aku sebenarnya curiga sama satu orang”kata Jessi membuat Shintya penasaran,”siapa itu?”Tanya Shintya.”Kayanya Dena deh,dia kan orang yang benci banget sama Efita,terus aku denger dia itu mau nyelakaiin Efita gara-gara dia itu suka sama Reno.Tapi Reno kan suka sama Efita,jadi Dena mau balas dendam gitu Shin”.
Mendengar jawaban Jessi,Shintya ikut menyakini perkataan Jessi,karena selama ini Dena memang sangat benci sekali dengan Efita,mungkin saja Dena yang mencelakakan Efita.
“Iya,ya Jes,bisa jadi Dena yang mencelakai Efita”semua ucapan Shintya baru saja di dengar oleh Dena yang baru dari kantin.”Apa maksud kamu Shin?!”Tanya Dena dengan penuh amarah tidak terima di fitnah.”Apa maksud aku?Yah,maksud aku kan kamu itu yang mencelakai atau menyembunyikan Efita selama 3 hari karena kamu iri kan kalau Reno itu suka sama Efita bukan kamu!”jawab Shintya yang sekarang juga ikut marah.
“Mana?mana buktinya kalau aku yang menculik atau mnyelakai teman kamu itu?mana buktinya Shin?!”tantang Dena.Shintya tidak bisa menjawab dia harus membuktikan dengan apa Karena dia sendiri juga tidak tahu kebenaran yang pasti.”Aku tahu siapa yang bisa membuktikannya”tiba-tiba Jessi yang tadi hanya diam mendengar Shintya dan Dena bicara sekarang juga ikut dalam perbincangan ini.”Ayo ikut aku”perintah Jessi sambil menyeret tangan Dena,Shintya mengikuti mereka dari belakang.
Akhirnya mereka sampai ke kantinnya  mbok Ros,Shintya dan Dena bingung kenapa mereka justru ke kantin mbok Ros.”Loh,Jes kok kita ke kantinnya mbok Ros sih?”Tanya Shintya bingung.”Aku membawa kalian kesini karena aku ingin membuktikan kalau memang Dena lah pelaku menghilangnya Efita.
“Loh,kok kamu bisa bilang seperti itu?Apa buktinya?”Tanya Dena bingung.”4 hari yang lalu,aku dengar kamu merencanakan sesuatu yang buruk ke Efita karena kamu iri sama dia yang sudah mendapatkan cintanya Reno.Dan besoknya Efita sudah menghilang,padahal tasnya masih ada di kelas.Bisa jadikan kamu yang membawa Efita pergi”jelas Jessi panjang lebar menuduh Dena.”Kamu hanya dengar,jangan-jangan kamu salah dengar atau memang kamu mengarang semua ini”tuduh Dena.Kemudian Jessi pergi dan memenemui mbok Ros dan langsung menyeretnya dan membawa mbok Ros ke hadapan Dena dan Shintya.
“Mbok Ros juga dengar semua itu”kata Jessi kemudian.”Iya,waktu itu saya dengar mbak ini ingin merencanakan hal buruk ke mbak Efita 4 hari yang lalu”terang mbok Ros membuat Dena geram.”Aku memang merencanakan hal buruk pada Efita,tapi tidak sampai sejauh itu.Aku hanya ingin mengerjainya bukan menghilangkan Efita atau yang lain”jelas Dena dan dia langsung pergi dengan muka yang marah.Lalu Jessi dan Shintya juga ikut pergi menyusul.
                                                            ***
Melihat mbok Ros yang sedang berjalan akan pulang,pak satpam menghampirinya.”Mbok,mbok Ros tunggu sebentar”teriak pak satpam.Mbok Ros menengok dan bertanya pada pak satpam”ada apa pak?kok manggil saya?”.
“Saya dengar tadi di kantin kamu terjadi kericuhan ya?”Tanya pak satpam.”Ya nggak kericuhan juga sih pak,soalnya tadi ada siswa yang tanay sama saya tentang kepergiaannya mbak Efita itu.terang mbok Ros.”Omong-omong pak satpam tahu nggak kemana mbak Efita berada?”
“Wah saya ya nggak tahu lah.Saya hanya melihat Efita terakhir kali saat di jemput ayahnya karena urusan keluarga,saya hanya tahu itu”terang pak satpam.”Ya udah pak saya pulang dulu”kata mbok Ros,lalu dia pergi meninggalkan pak satpam yang sedang menjaga sekolah.
Setelah membicarakan Efita,pak satpam jadi ingat kebaikan-kebaikannya Efita.Sebenarnya Efita dimana?Itu yang terus menjadi pertanyaan banyak orang.Pak satpam ingat betul waktu itu,Efita dijemput oleh ayahnya karena ada urusan keluarga.
“Oh,jadi ada saudara yang sedang menikah ya pak”kata pak satpam waktu itu.”Iya pak,saya datang untuk menjemput Efita”terang ayah Efita saat bertemu pak satpam.Lalu mereka pergi.Hanya itu yang diingat oleh pak satpam.
                                                            ***
Shintya yang masih ingin tahu dimana Efita berada pergi kerumah Efita.Saat dia mengetuk pintu yang membuka adalah ibu Efita dan dia menyuruh Shintya untuk masuk ke dalam rumahnya.
“Tante,apa tante tahu dimana keberadaan Efita sekarang?Karena sudah 3 hari dia tidak masuk”Tanya Shintya dengan penasaran sekaligus kawatir dengan keadaan sahabatnya itu.”Tante juga tidak tahu Shin,tante juga bingung”jawab ibu Efita.
“Kira-kira tante melihat ada yang aneh dari Efita nggak tante?”Tanya Shintya.”Tidak,eh tunggu tunggu.Waktu dia pulang setelah pergi dengan Reno di terlihat agak aneh.Kamu tahu nggak kenapa?”
Shintya menggeleng,dia sendiri tidak tahu masalah yang dialami oleh Efita.Tapi Efita selalu cerita pada Shintya apa saja.Tapi kali ini dia tidak cerita apa-apa pada dirinya.”Memangnya Efita waktu itu kenapa tante?”Tanya Shintya.
“Waktu itu Efita hanya diam,tante suruh makan dia nggak mau malah ke kamarnya.Tante bingung sekali”terang ibu Efita sambil menerawang jauh memikirkan anaknya.”Apa itu semua karena Reno?”
“Aku tidak tahu tante,tapi saya akan coba untuk menanyakan pada Reno”.
                                                            ***
Shintya datang ke rumah Reno.Di sana dia melihat Reno yang sedang duduk sambil menerawang entah apa.
“Ren?”tegur Shintya membuyarkan lamunan Reno.”Eh kamu Shin.Ada apa?Kok tumben datang ke rumah aku?
“Gini Ren aku mau Tanya soal hilangnya Efita,kamu tahu nggak?”Tanya Shintya dengan wajah yang sangat tegang.Reno justru terbelalak”Apa?Efita menghilang?Pantas saja dia tidak pernah menjawab telefon atau smsku jadi dia menghilang”.
“Kamu nggak tahu kalau dia menghilang Ren?”Tanya Shintya yang kini lebih serius.”Aku nggak tahu Shin,bener nggak tahu.Aku terakhir ketemu dia aja saat menonton di bioskop 4 hari yang lalu”terang Reno.Reno ingat betul waktu itu Efita diam saja tidak menjawab sepatah katapun saat Reno tanya Efita hanya bicara kalau dia ingin pulang,hanya itu saja dan setelah itu dia tidak bisa menghubungi Efita.
                                                            ***
Shintya datang ke rumah Efita untuk menanyakan apakah Efita sudah ditemukan apa belum.
Sesampainya di sana,belum ada kabar apapun dari Efita.Justru sekarang ibu Efita hanya menangis saat ditanya tentang Efita yang belum ketemu,hanya ayah Efita yang bisa diajak bicara.
“Om,saya kemarin dari rumah Reno.Saya tanya dimana keberadaan Efita,tapi dia justru dia sendiri tidak tahu kalau Efita telah menghilang”terang Shintya menjelaskan.”Iya,om juga sudah tahu.Bahkan dia sekarang ikut membantu kami semua untuk mencari Efita,yang bisa kita lakukan sekarang hanya bardoa dan berusaha”.
Mendengar kata-kata ayahnya Efita,Shintya juga ikut mencarinya.Sekarang semua orang ynag menyayanginya ikut mencari Efita dan berharap Efita segera kembali.Dan bisa berkumpul dengan orang yang sayang padanya.
                                                            ***

Rabu, 11 September 2013

Cerpen



JEMBTAN PEMBAWA CINTA




Jembatan ini mengingatkan aku kembali kepada peristiwa dimana pertama kali aku bertemu dengan dia.Wisnu Aditya,cinta dan pacar pertamaku.Aku masih ingat betul waktu itu ketika mobilku tiba-tiba mogok dia yang sedang melintas dengan motornya waktu itu berhenti untuk menolongku.Waktu itu aku benar-benar terpesona oleh dia.Gayanya saat turun dari motor dan juga saat dia sedang memperbaiki mobilku,semua itu membuatku terpesona.Sepertinya takdir memang membawaku ke dia,karena ibunya adalah teman ibuku.Dan mereka berencana menjodohkan aku dengan dia,tentu saja aku sangat senang.Mungkin saja dia jodohku,tapi dia sekarang sedang tidak di sini.Dia pergi ke Swiss untuk melanjutkan kuliahnya sekarang,tapi anehnya aku tidak pernah mendapat kabar dari dia.Bahkan ibunya pun aku tidak pernah bertemu ataupun berhubungan lagi dengan dia.Aku benar-benar bingung dengan keadaan ini.Apa yang sebenarnya terjadi?
Sementara aku menerawang jauh ke dalam pikiranku tanpa kusadari aku melihat seorang pria yang merenung dan dia melihat aliran sungai yang lumayan deras.”Hei!Apa yang kamu lakukan!”teriakku lalu aku berlari menghampirinya dan menariknya agar dia tidak melakukan hal-hak yang aneh-aneh”Apa yang kamua lakukan?Sayangi nyawa kamu!Tuhan benci dengan orang yang bunuh diri,jadi tolong jangan bunuh diri!”teriakku dan masih memeluknya.Dia melepaskan pelukanku”Siapa yang mau bunuh diri!Aku hanya ingin melihat sungai itu,jadi jangan sok tahu!!”.Aku termenung dan tersadar aku salah.Aku hanya tersenyum malu padanya”Maaf,aku nggak tahu,aku pikir kamu mau bunuh diri”kataku dengan malu berat.”Makanya kalau mau ngomong dan bertindak mikir dulu!”bentaknya dan kemudian dia pergi.
“Lyly”panggil seseorang dari belakang dan kemudian aku menoleh dan melihat siapa dia,ternyata orang yang berdiri di belakangku adalah Ramli.”Kok di sini ada apa?”.Aku hanya menggeleng dan langsung bilang padanya kalau akau ingin menjemput ibuku padahal aku berbohong.Aku tidak menyukai Ramli karena dia menyukaiku,dia menyukaiku sejak aku kelas 10.Tapi aku tidak suka padanya.Dia selalu mengejar ngejar aku makanya aku tidak suka padanya.Saat aku bersama denagn Wisnu saja dia masih mengejar-ngejar aku,apalagi jika aku benar-benar sendiri.Sudahlah aku tidak ingin memikirkan siRamli yang aneh itu.
KRING KRING KRING
Aku menerima telefonnya dan ternyata itu Rena.Dia menyuruhku untuk datang kerumahnya karena dia ingin menceritakan sesuatu.Karena aku juga tidak ingin cepat-cepat pulang maka aku pun langsung membawa mobilku pergi ke sana.
“Ada apa sih Ren?”tanyaku begitu sampai.”Ly kamu inget nggak waktu aku certain sepupu aku yang namanya Dika?Masih inget nggak?”,aku mencoba mengingat-ingat tapi bengr-benar lupa.”Itu lo, sepupu aku yang mau aku kenalin sama kamu terus mau aku comblangin sama kamu.Sekarang dia ada di sini loh di rumah ini”.”Ih Ren aku nggak pernah tertarik ya sama sepupu kamu itu,lagi pula aku kan masih jadi pacarnya Wisnu!”tolakku.Rena memberenggut kesal,aku juga kesal jelas-jelas aku masih jadi pacarnya Wisnu.Mana mungkin aku bisa dengan mudah dicomblangin sama sepupunya yang namanya Dika itu!Walaupun sekarang aku nggak tahu dimana Wisnu dan juga keluarganya berada,dan aku masih ingin menunggu dia!
“Dik!”panggil Rena ketika ada seorang pria yang turun dari tangga.Aku mengamati sipa pria itu dan tersadar bahwa dia adalah orang yang tadi aku kirain mau bunuh diri”Eh kamu yang mau bunuh diri itu ya?”tanpa sengaja aku mengucapkan hal itu.Kontan saja dia langsung marah”Eh aku nggak mau bunuh diri ya!Kamu aja yang sok tahu!”.”Kalian udah saling kenal?”Tanya Rena.”Enggak!Siapa sih dia Ren?”Tanya pria itu dengan ketus.”Oh ini namanya Lyly,Lyly Tifany temen terbaik aku”
“Ha?Temen?Kayanya temen kamu itu agak gila deh!”katanya lalu dia langsung pergi gitu aja.Kontan saja aku langsung marah.Memang aku salah telah mengira dia mau bunuh diri tapi itu kan karena dia seperti ingin bunuh diri!Benar-benar orang yang menyebalkan!”Duh Ly sory ya,Dika emang gitu orangnya suka ceplas ceplos”kata Rena dengan nada yang penuh meminta maaf.”Ya Udah deh Ren,aku pulang dulu deh.Nggak apa-apa kok emang aku yang salah kok”
Aku mengendarai mobilku sambil menggerutu,”Emang sih aku salah,tapikan nggak usah kaya gitu juga dong!Emang dia itu siapa sih!Sok banget!!SEBEL!”.Aku mengendarai dengan terus mengomel,kenapa aku harus ketemu dengan dia?Orang yang aneh marah-marah sendiri!”Eh kenapa dengan mobil ini?Yah kok berhenti di sini?”keluhku,hari ini benar-benar sial.Sudah bertemu dengan orang aneh sekarang mobilku mogok lagi.Aku turun untuk mengecek keadaan mobilku ini walaupun aku emang nggak tahu apa yang salah.
Dan benarkan aku memang tidak bisa apa-apa,aku sama sekali tidak mengerti mesin.Aku melihat sekeliling tapi tidak ada siapa-siapa.Dan aku tersadar begitu aku melihat sekitar.Ini adalah jembatan itu,yah benar ini adalah jembatan dimana aku pertama bertemu dengan dia,Wisnu Aditya.Apakah benar ini pertanda jika aku akan bertemu lagi dengan Wisnu?Semoga saja iya.Tidak lama kemudian ada motor berwarna hitam yang berhenti.Ini mirip sekali ketika aku bertemu dengan Wisnu untuk yang pertama kalinya.Apa benar dia adalah Wisnu?Aku merasa deg-degan ingin tahu siapa dia dan saat dia membuka helmnya aku benar-benar terkejut.
“Kenapa di sini?Sekarang kamu yang pengen bunuh diri?”tanyanya,ternyata orang itu.Orang aneh itu,siapa namanya ya?Aku lupa!
“Enak aja!Mobilku mogok tahu!Jangan sok tahu deh”.Dia mendengus agak kesal”Jadi kamu nggak mau aku bantuin?ya udah”dia lalu menyalakan motornya kembali.”Eh,maaf deh.Tolongin aku dong!Pliss”rengekku,lebih baik aku malu saja dari pada di sini sendiri dan ada orang jahat gimana?Lebih baik disini bareng dia.”Ya udah deh,aku lagi mau amal nih!”.Ha?Memang dia pikir aku punya wajah kaya pengemis apa?!Ah udah deh dari pada gak ada yang bantuin aku.Dia turun dari motornya dan memeriksa mobilku.”Wah kalo ini sih gak bisa aku benerin,terlalu parah”katanya”Gini aja,aku telfon temen aku yang kerja di bengkel terus aku suruh dia untuk ambil mobil kamu”.
“Terus aku pulangnya gimana?”rengekku,kenapa aku malah bilang kaya gitu ya?Aku kan bisa pulang naik taksi aduh Lyly Tifany nanti dikirain mau nebeng!”Kamu aku anter pulang aja”.Awalnya aku menolak tapi teringat aku lupa bawa dompet akhirnya aku mau aja deh.
“Ehm,Dik”Sekarang aku ingat namanya karena mengingat terlalu keras tadi” sekali lagi aku minta maaf ya.Bener deh aku nggak sengaja”kataku cukup keras karena suaraku kalah sama angin,apalagi siDika ini kenceng banget mengendarai motornya.”Ya,enggak apa-apa kok.Aku udah mulai lupa sama kejadian tadi.Gimana kalo kita kenalan dengan lebih baik lagi,Hai nama aku Dika Pradana”.Aku tersenyum geli mendengar dia berkata seperti itu.”Aku Lyly Tifany,senang berkenalan”.Kami sama-sama tersenyum.Aneh rasanya,baru kali ini aku merasa jantungku berdetak lebih kencang.Hal ini pernah terjadi tapi hanya dengan Wisnu,tapi kenapa dengan Dika juga begitu.Aneh rasanya,”Nah sekarang udah sampai”.Aku bahkan tidak sadar aku sudah sampai di rumah.”Makasih ya Dik”
Aku masih mengamatinya pergi.Jika dilihat memang Dika itu tampan,dan saat dia mengendarai motornya persis seperti Wisnu.JANGAN LYLY!KAMU NGGAK BOLEH SUKA SAMA DIA!INGET MASIH ADA WISNU!Aku mengingatkan diriku sendiri.
Aku melangkahkan kakiku kedalam rumah dan begitu terkejutnya aku ketika aku menemukan ada tante Juli yang merupakan ibu Wisnu duduk bersama ibuku dengan air mata yang menetes di pipinya.”Tante?”aku langsung berlari dan memeluknya”Tante,mana Wisnu tante?”.Tante Juli makin menangis.”Wisnu Wisnu,dia dia sudah meninggal”
Aku benar-benar kaget mendengar itu semua.Wisnu yang selama ini aku kenal sebagai orang yang paling kuat telah tiada!Aku baru percaya saat aku melihat makamnya,disini jelas tertulis nama Wisnu.Aku benar-benar terkejut,orang yang selama ini aku tunggu dan aku cari-cari ternyata dia telah pergi.”Sebelum Wisnu meninggal dia sempat merekam dirinya sendiri”tante Juli memberikan sebuah handy cam kepadaku.”Maaf Lyly,Wisnu tidak ingin kamu sedih.Wisnu berpikir kalau tante merahasiakan kematiannya kamu akan lupa dengan dia dan kamu akan menemukan orang lain dan saat kamu menemukan orang itu baru tante cerita sama kamu.Tante memang tidak tahu kamu sekarang sudah suka sama orang lain apa belum,tapi ini sudah 1 tahun sejak kepergian Wisnu”.Mana mungkin aku semudah itu melupakan Wisnu yang menjadi cinta dan pacar pertamaku?Aku sangat mencintainya!
“Tante kenapa Wisnu meninggal?”tanyaku dengan derai air mata.”Dia kecelakaan Ly,dia di tabrak oleh seorang pemuda dan dia kritis Ly.Dia sempat siuman tapi saat dia siuman dia malah berniat menyumbangkan jantungnya untuk pemuda yang membuatnya seperti itu dan dia membuat video itu.Laki-laki yang telah membuat Wisnu meninggal dia sedang sakit dan membutuhkan jantung,waktu Wisnu mendengar itu dia langsung ingin mendonorkan jantungnya Ly”.Aku benar-benar terpukul mendengar semua itu kenapa Wisnu memberikan nyawanya kepada orang yang membuat dirinya meninggal?Wisnu kamu memang membuat orang itu hidup tapi kamu membunuhku Wisnu!Kenapa kamu lakuin itu kepadaku!
Aku benar-benar tidak tahu lagi harus berbuat apa,apalagi aku ternyata tahu kalau kedua orang tuaku sudah tahu semuanya.Aku benar-benar kecewa,kenapa mereka tega melakukan itu kepadaku,padahal mereka tahu betul kalau aku ini sangat sedih ketika Wisnu tidak pernah menghubungiku.Aku saat ini tidak bisa berada di rumah,aku memutuskan untuk beberapa hari menginap di rumah Rena,untung orang tuaku mengerti dan akupun pergi kesana.Beruntung juga aku karena orang tua Rena sedang pergi ke luar kota.Jadi aku bisa sepuasnya cerita kepada Rena.
“Ly,aku tahu ini memang berat buat kamu.Dan aku ingin minta maaf,aku kira Wisnu orang yang tidak bertanggung jawab tapi dia orang yang sangat baik Ly.Aku benar-benar menyesal telah meng-Cap dia seperti itu”Kata Rena dan itu malah semakin membuatku menangis semakin kencang.Mengingat begitu baiknya Wisnu kepadaku.Seolah-olah aku ini berharap dia masih hidup dan sewaktu-waktu dia bisa kembali lagi kemari.”Lyly udah dong.Wisnu pasti sedih melihat kamu seperti ini”hibur Rena dan aku larut ke pelukan Rena dan aku menangis sampai-sampai aku merasa sesak dan tiba-tiba semua menjadi gelap.”Ly…Ly bangun”samar samar aku mendengar itu.
Saat membuka mataku aku melihat sesosok pria yang duduk,mataku agak kabur saat memandangnya.Seperti Wisnu aku langsung memeluknya dengan erat dan takut kehilangannya lagi!Dia menyambut pelukanku”Yang sabar Ly”Suara itu beda dengan suara Wisnu.Aku melepaskan pelukan itu bukan Wisnu yang ada tapi Dika!Jadi semua itu hanya ilusiku semata!Aku pikir berita Wisnu meninggal hanya mimpi buruk belaka ternyataitu semua benar!”Maaf Dik aku pikir…”
“Iya,kamu mikirin pacar kamu ya?Rena udah cerita semua sama aku.Ehm gini gimana kalau aku ajak kamu pergi jalan-jalan sebentar”katanya.Dika membawaku menaiki motornya.Rena sempat melarang karena dia berpikir aku masih lemah.Tapi entah mengapa aku ingin pergi dengan Dika.Dia membawaku ke sebuah bukit,disana begitu indah pemandangannya tapi tetap saja aku masih merasa sedih dan tidak dapat terhibur.”Sekarang kamu boleh teriak sekencang kencangnya untuk menghilangkan semua kesedihan kamu dan nangis senangisnya biar kamu lega.Aku berteriak dengan keras,seluruh air mataku menetes deras,dan sepertinya air mataku sekarang habis.Tapi benar kata Dika sekarang aku lumayan ringan.
Aku dirumah Rena sekitar seminggu.Namun bukannya aku lebih sering dengan Rena,aku malah lebih dekat dengan Dika.Dia yang selalu menghiburku setiap saat.Bahkan aku merasa Dika yang mampu membantuku untuk lebih tegar,bukan Rena sahabatku malah orang yang ngomel-ngomel karena aku kirain mau bunuh diri yang membuatku lebih tegar.Dika apa kamu memang ditakdirkan untuk menjadi pengganti Wisnu dihatiku?Dan sepertinya aku mulai menyukainya sekarang ini.Dika Pradana kenapa aku memikirkanmu saat ini ya?
“Ehm aku pulang dulu ya,makasih kamu udah menerimaku di rumah kamu”kataku berpamitan dan berterima kasih kepadanya.Aku pulang diantar Dika sebenarnya aku sih tidak mau.Sudah sering aku merepotkannya jadi aku merasa tidak enak.Sesampainya dirumah aku melihat tante Juli keluar dari rumah,aku melihat ekspresinya yang kaget.Dia langsung menghampiriku.Aku mengucapkan terima kasih pada Dika karena mengantarkanku,tapi dia malah diam saja.Namun anehnya tante Juli menghampiriku dengan marah.”Kamu!Kenapa kamu di sini!”bentaknya,”Lyly,tante senang kamu bisa melupakan Wisnu.Tapi jangan dengan orang yang membuat Wisnu meninggal!”.Aku benar-benar terkejut,aku langsung turun dari motornya dan berlari kedalam kamar.Aku menangis sangat kencang,entah kenapa?Aku sendiri bingung.Aku tidak bisa berlama-lama di rumah,ini malah mengekangku.Akhirnya aku pergi
Tiba di jembatan ini mengingatkan aku pada semuanya.Saat aku bertemu untuk pertama kali dengan Wisnu dan Dika.Kenapa semua harus seperti ini?”Aku sudah duga kamu pasti di sini”ucap seseorang dan itu ternyata Dika.”Jembatan ini memang penuh kenangan.Kenangan buruk dimana aku membuat Wisnu meninggal,saat itu aku divonis dokter umurku tidak lama lagi karena aku sakit jantung,aku frustasi.Aku mengendarai motorku dengan kencang dan aku menabraknya.Bukannya dia marah tapi dia malah memberiku jantung.Aku seperti orang yang bodoh saat itu,waktu kita bertemu untuk yang pertama kalinya.Disaat itu aku memang ingin bunuh diri,karena aku telah membuat orang yang sangat baik meninggal.Tapi ada kamu dan aku sadar pengorbanan Wisnu yang dia lakukan untukku”Jelas Dika panjang lebar.”Maaf”Aku tidak bisa lama-lama disini aku harus pergi!Sesampainya dirumah aku melihat ada sebuah handy cam dan aku menyalakanya disana ada Wisnu yang merekam dirinya sendiri”Hai Ly,maaf aku tidak bisa menepati janjiku menjagamu seumur hidupku.Aku akan pergi Ly,dan tolong jangan pernah marah pada orang itu kalau kamu tahu nantinya.Lyly  aku sangat mencintaimu dan aku rasa orang itu mungkin bisa jadi penggantiku nantinya.Selamat tinggal Lyly aku mencintaimu”Kata-kata terakhirnya membuatku menitihkan air mata dengan amat deras.Apa ini pertanda kalau aku dan Dika memang ditakdirkan untuk bersama?
Saat aku sampai di rumah Rena dia bilang Dika akan pulang ke Palembang dan sekarang dia ada di bandara.Cepat-cepat aku pergi ke sana dan mencari-cari dan akhirnya aku menemukannya.Aku langsung memeluknya dan tidak akan melepasnya lagi.”Dika maaf”kataku.”Bukan,seharusnya aku yang minta maaf.Aku cinta sama kamu Ly”.”Aku juga,mungkin memang kamu pengganti Wisnu,Dika”.