Jumat, 08 November 2013

Kenyataan Pahit

















Seorang gadis cantik berambut panjang berdiri sendirian menanti entah apa itu.Mata gadis itu sayup sedih.Tidak terpancar sedikitpun kebahagiaan di dalam raut mukanya.Lalu sebutir air mata berlari di pipinya yang putih dan lembut.Semakin lama dia mengeluarkan air mata dari matanya yang jernih.Hatinya tersayat sedih.Seperti ada pisau yang menyat-nyayat hatinya.
Kenyataan pahit yang bertubi-tubi dia ketahui sekarang menjadi bom waktu di dalam hatinya.Mungkin sebentar lagi bom itu akan meledak dan dia akan tewas,lebih baik seperti itu dari pada dia menderita terlalu lama,pikirnya.Tanpa sadar dia berjalan dan terus berjalan kearah ramainya kendaraan yang berlalu lintas di jalan.
“Aku tidak takut tertabrak kendaraan ini.Aku tidak takut aku akan menjadi berkeping-keping apabila aku tertabrak,itu bukan masalah bagiku.Aku tidak peduli”batinnya,
Berjalan semakin menengah semakin dekat dengan maut.Gadis ini ingin bunuh diri,tapi dia sendiri tidak sadar.Semua kenyataan begitu sangat pahit.Kehidupannya pun berantakan setelah dia tahu semua itu.
Maaf Dea,kami bukanlah orang tua kandungmu
Itu adalah kata yang menyakitkan untuk gadis ini.Kata-kata yang sangat membuatnya terpukul.Muncul dari ibunya.Ibu yang selama ini telah membesarkannya dengan kasih sayang.Ibu yang selama ini menjadi orang terpenting yang selalu ada di dalam hatinya.Dan kenyataannya dia bukanlah ibunya melainkan orang asing yang telah membesarkannya dan menganggapnya menjadi anaknya.
Kami sendiri tidak tahu siapa orang tua kandungmu,kami menemukan mu di depanpintu dengan sepucuk surat
Ayahnya sama menunjukkan rasa bersalah karena telah membohongi putri yang sangat dia cintai,putri yang selama ini menjadi anak yang sangat dia banggakan.Namun sayang dia bukanlah putri kandungnya,sayang sekali kau bukanlah putri kandungku Dea,kenapa orang tua kandungmu tega melakukan ini kepadamu?Anak sebaik dan sepintar kau ini pasti akan menjadi anak yang sukses nanti.Seandainya kau putriku,batin ayahnya setiap melihat putri kesayangannya membuatnya bangga dan membuatnya bahagia.
Namun kenyataan tidak bisa diubah.Dea bukanlah anak dari mereka.Dea sendiri ingin tahu siapa kedua orang tuanya dan inin sekali bertanya kepada mereka membuangnya.Satu-satunya petunjuk adalah suart itu,surat itu berisikan
Kepada Yang terhormat yang telah menemukan anak kami,kami berterima kasih.
Kami berharap agar kalian dapat merawat anak kami menjadi anak yang sukses dan kami sangat berterimakasih akan hal itu.Karena kami tidak bisa merawatnya,kami terlalu miskin untuk merawat anak kami.Jadi kami mohon rawat anak kami ini menjadi anak yang baik dan sukses nantinya.
                                                        Terima Kasih
Saat membaca surat itu hatinya begitu terpukul.Kenapa kedua orang tuanya meninggalkan dia hanya karena tidak punya uang untuk membesarkannya.Dea sendiri tidak keberatan akan hal itu,tidak peduli miskin atau kaya tapi dia tetap ingin bertemu dan mengenal kedua orang tuanya.
Dea mulai mencari dimana keberadaan kedua orang tuanya saat itu.Mencari dan terus mencari tanpa memperdulikan apapun.Di damping kedua orangtuanya,kakaknya Deni dan kekasihnya Alex dia pun mencari dimana keberadaan kedua ornagtuanya.
Setelah begitu lama,kira-kira 7 bulan.Mereka menemukan dimana keberadaan kedua prang tua Dea.Tapi apa yang mereka harapkan justru sangat berbalik.Bukannya melihat kedua orang tuanya tapi ini sangat menyediahkan.S     elama 7 bulan Dea habiskan untuk mencari orang tua kandungnya,namun itu semua tidak ada gunanya.Sekarang orang tuanya telah meninggal.Mereka sakit keras dan setelah itu mereka meninggal sebelum bisa menatap putrid mereka yang sekarang sedang menanjak dewasa.Menatap putrid mereka yang sudah berusaha mati matian menemukan mereka berdua,putrid yang selama ini mereka buang,putrid yang selama ini hidup bahagi tanpa tahu kalau dia bukanlah anaka kandung dari kedua orang tuanya yang selama ini membesarkannya.
Dea langsung menangis di pusara kedua orang tuanya.Tdak pernah bertemu mereka,tidak pernah melihat bagaimana wajah mereka.Tidak tahu apa pekerjaan mereka,makan apa mereka sehari-hari,apa semua tercukupi?Kapan mereka lahir,apa mereka rindu dengannya?
Semua berkelebat di dalam hatinya.Perasaan sedih bercampur marah kecewa dan rindu tumpah ruah tidak beraturan dia sana.Dea menangis dengan kencang dengan dada yang semakin lama semakin sesak.Yang dia tahu dari kedua orang tuanya adalah nama mereka,ayah kandungnya bernama Ahmad Hadi dan ibunya bernama  Siti Komaryati.Hanya itu.
Pulang dengan rasa sedih dan kecewa.Itulah yang dirasakan Dea saat itu.
Beberapa hari setelah itu Dea sudah mulai melupakan semuanya.Melupakan apa yang sedang dia pikirkan melipakan semuanya.Melupakan bahwa ayah dan ibu kandungnya sudah meninggal.Dea akan berusaha sekuat tenaga agar dia dapat tegar menghadapi ujian yang ada.
Sekarang hanyalah hidup harus terus berjalan.Namun sayang Dea kembali dilanda badai.Alex.Orang yang selama ini dia cintai dan juga mencintainya.Ternyata sudah dijodohkan sejak dia kecil.Dan walau keluarga Dea adalah keluarga terpandang tidak juga mengubah niatnya untuk menjodohkan putra semata wayang mereka untuk dijodohkan.Kakek Alex sudah berjanji bahwa mereka akan menjodohkan cucu mereka.Dan janji harus ditepati.
Semua itu membuat Dea putus harapan.Sedih rasanya mengetahui orang yang kita cintai ternyata tidak bisa selamanya bersama kita.Jantung Dea bagaikan tertusuk-tuduk oleh paku.Menancap begitu kuat dan jika di cabut akan berbekas.Dan seperti itulah rasanya.Amat sakit dan juga perih.Seperti paku itu,jika sudah di cabut maka akan berbekas dan seperti itulah yang akan terjadi pada Dea.Dan Dea tahu keputusannya ini tidak salah karena dia terlalu bersedih terlalu banyak sekali penderitaan yang dia alami.
Untuk apa menunggu nanti?Toh dia juga akan mati,bahkan dengan cara yang sangat sakit.Yah,dokter mendiagnosa dia telah menderita kanker darah dan kemungkinan untuk sembuh relative sedikit.Dan penyakit inilah yang telah merenggut nyawa ibu kandungnya.
Untuk apa lagi harus menanggung derita seperti ini?Hanya membuat kita sendiri sakit hati.
“Tuhan!Kenapa Engkau memberikan aku cobaan seperti ini?Kenapa?’’
Jerit Dea begitu mencekam,terdenagr begitu sedih dan juga tidak dapt tertolong lagi.Entah sampai kapan semua ini akan berakhir,pikir Dea.
“Kenapa tidak Kau ambil saja roh ini dari tubuhku?!Aku benci dengan semua ini Tuhan!!!”
Dea kemudian berjalan semakin ke tengah jalan.Dia berharap ada sebuah mobil atau motor yang dapat menabraknya dan membuat dia bisa pergi dari dunia yng membuat dia sengsara.
Dan keinginan Dea pun terwujud.
Melintaslah saat itu sebuah mobil truk yang mengangkut pasir.Dea semakin berjalan  ke ketengah.Berjalan semakin dekat dan semakin dekat dengan truk itu.
Tin! Tin! Tin!
Truk itu sudah mengklalson hampir lama agar Dea bisa menyingikir dari sana.Namun Dea tidak ingin menyingkir dari sana.Dia ingin saat itu juga pergi dari dunia ini.
“DEA!!!”jerit Deni kepada Dea.Dia takut Dea akan berbuat yang aneh-aneh pada dirinya sendiri.Deni menyeret tubuh Dea dai jalan itu dan langsung memeluknya.”Dea apa yang kamu lakukan?”Tanya Deni penuh kekawatiran dan masih memeluk Dea.
“Untuk apa sih kakak di sini!”bentak Dea lalu melepaskan pelukan sang kakak.”Kakak sayang sama kamu!Kakak ingin agar kamu bik-bik saja!”
“Untuk apa kakak menyayangiku?Aku bukan adikmu!”
“Aku tahu!Siapa bialng aku menyayangimu sebagai adikku?Aku menyayangimu sebagai laki-laki ke perempuan!”jawabnya lantang”Aku sudah tahu kau buakn adikku saat pertama ayah dan ibu menemukanmu!Dan saat melihatmu menjadi model sekolah waktu itu barulah aku sadar aku menyukaimu!Aku tidak pernah menganggap kamu sebagai adikku!Kamu adalah perempuan!Bukan adikku!”
Dea begitu terkejut mendengar ungkapan sang kakak,dia tidak menyangka kalau kakaknya tidak menganggapnya sebagai adik tapi sebagai perempuan.Walaupun rasanya aneh,tapi Dea merasa lebih tentram.Ada seseorang yang mencintainya dan akan melindunginya.
Deapun memeluk kakaknya.Entah kenapa,tapi dia ingin sekali memeluk kakaknya,dan Deni menerima pelukan itu.

Sabtu, 02 November 2013

Dia Yang Malang



Putri Yang Malang
Rintikan hujan turun secara perlahan ke bumi.Membasahi yang ada dibawahnya,langit menghitam seakan mereka sedang bersedih hati.Angin tertiup secara perlahan melewati kulitku.
Suasana yang tak begitu bersahabat,seolah menggambarkan orang-orang yang berpakaian serba hitam.Wajah mereka tertunduk,butiran demi butiran air mata mengalir di wajah mereka.Termasuk aku.
Aku tak pernah menyangka,aku akan menepaki tempat tujuan terakhir manusia secepat ini.Dan melihat tulisan di sebuah papan yang ditancapkan ke tanah,tulisan yang bertulis “Putri Chintya”.Aku terus menatap tulisan itu.Aku terus menatap tulisan itu,butiran demi butiran air mataterus-menerus mengalir di wajahku,seperti mereka akan berlomba untuk menang.
Hatiku sakit melihat tulisan itu.Bagaimana tidak,papan yang bertuliskan nama sahabatku.Sahabat yang sangat kusayangi ,sahabat yang selalu ada saat aku sedang  mendapat masalah.Tapi sekarang dia telah pergi.Pergi selama-lamanya.Pergi meninggalkan semua orang yang mencintainya .
Acara pemakaman telah selesai,sekarang waktu kami untuk pergi,tapi rasanya aku masih ingin berada di sini.Aku masih tidak percaya,Putri telah pergi secepat ini.Kalau tahu dia akan pergi secepat ini,aku pasti akan pulang ke Indonesia lebih cepat.Dan aku bisa menemaninya.
Satu persatu orang mulai pergi,dan lama-kelamaan hanya tersisa 1 orang.
Romy,dia masih di sana tertunduk pada makam Putri.Aku menghampirinya.”Belum pulang Rom?”tanyaku sambil menyeka air mata yang akan keluar.”Aku tidak ingin pulang sekarang,aku masih ingin berada di sini.
“Kalau aku tahu,Putri akan pergi secepat ini aku tidak pasti akan pulang lebih awal”Kataku,”Kenapa Putri bisa kecelakaan?”
Romy yang tadinya menunduk kini di mengangkat wajahnya.Air mata yang terus mengalir membuat matanya agak merah,”Kecelakaan?Siapa?Putri?”Dia mengajukan pertanyaan yang tidak aku mengerti sama sekali,”Putri tidak kecelakaan”.
Aku tambah bingung,apa yang terjadi pada Putri sebenarnya?Banyak orang bilang kalau Putri meninggal karena kecelakaan.Tapi kenapa Romy berkata seperti itu padaku?
“Apa maksud kamu?Sebenarnya Putri itu kenapa?”tanyaku.Mata Romy beralih ke nisan Putri,dia menatap nisan itu dan meneteskan air mata.
“Sebenarnya Putri meninggal bukan karena kecelakaan,tapi karena dia sakit”Jelas Romy masih menatap nisan Putri”.
“Sakit?Sakit apa ?”tanyaku lebih serius.Sekarang mata Romy beralih memandangku”Kanker Darah”.
Seketiak itupun aku menangis tersedu-sedu.Butiran demi butiran air mata sekarang berlari melewati pipiku.Bagaimana aku tidak tahu kalau selama ini sahabatku menderita kanker?
Pasti dia sangat kesakitan saat itu,tapi aku tidak tahu dan justru pergi ke negeri asing.”Kenapa tidak ada satu orang pun yang memebri tahuku?”tanyaku pada Romy.
Saat Romy akan menjawab,hujan semakin deras.Seolah mereka sedih dengan kepergian Putri.Romy memebawaku pergi dari makam.Kami naik mobilnya.Aku masih tidak bisa percaya apa yan sebenarnya terjadi.
Aku dan Romy masih menangis,walau kami telah pergi dari pemakaman.”Kenapa tidak ada yang member tahuku?!”Sekarang aku membentak Romy.
Romy langsung menepikan mobilnya.Dia juga ikut menangis.”Aku tidak tahu,tidak banyak orang yang tahu kalau Putri itu sakit,bahkan kedua orang tuanya”jelas Romy.
“Lalu bagaimana kalian tahu kalau Putri sakit?”
Romy menghela nafas dan dia mulai bercerita.”Orang tua Putri menyadari kalau dia sakit saat rambutnya mulai rontok,badannya kurus dan dia selalu mimisan.Aku sendiri tahu kalau Putri sakit saat aku ingin memberikan kejutan.Tapi justru aku yang di beri kejutan olehnya”Jelas Romy menerangkan dan dia sekarang seperti menerawang.
“Saat aku melihatnya,kepalanya botak,tubuhnya kurus kering dia seperti orang yang rapuh.Tapi dia tidak pernah hilang semangat untuk sembuh dari sakitnya.Dia terus berusaha dan berusaha agar bisa sembuh.Tapi Tuhan terlalu sayang padanya sehingga dia diambil”
Penjelasan Romy membuatku semakin tersayat-sayat.Aku tidak ada di sampingnya saat dia kesakitan.Teman macam apa aku ini?
“Sejak kapan dia mulai sakit Rom?”tanyaku.
“Sejak dia kelas 3 SMA,penyakit itu telah menggerogoti tubuhnya”jawab Romy membuatku menitihkan air mata yang lebih banyak lagi.
“Dia pernah bilang,kalau dia tidak ingin dikasihani.Dan dia juga bilang,jika dia meninggal jangan pernah menangis untuknya”lanjut Romy menjelaskan.
Seketika itu pun aku terdiam,tangisku menghilang dan membayangkan wajah Putri yang penuh senyum.Sejak dulu aku tahu kalau Putri itu kuat dan tegar,tapi aku tidak pernah tahu kalau Putri itu memang sangat kuat dan juga tegar dalam menghadapi semua ini.Aku benar-benar kagum padanya .Aku ingin menangis untuk hari ini,hanya hari ini,Putri maafkan aku karena aku menangis saat ini ,hanya saat ini.Besok aku tak akan menangis lagi.