Sabtu, 02 November 2013

Dia Yang Malang



Putri Yang Malang
Rintikan hujan turun secara perlahan ke bumi.Membasahi yang ada dibawahnya,langit menghitam seakan mereka sedang bersedih hati.Angin tertiup secara perlahan melewati kulitku.
Suasana yang tak begitu bersahabat,seolah menggambarkan orang-orang yang berpakaian serba hitam.Wajah mereka tertunduk,butiran demi butiran air mata mengalir di wajah mereka.Termasuk aku.
Aku tak pernah menyangka,aku akan menepaki tempat tujuan terakhir manusia secepat ini.Dan melihat tulisan di sebuah papan yang ditancapkan ke tanah,tulisan yang bertulis “Putri Chintya”.Aku terus menatap tulisan itu.Aku terus menatap tulisan itu,butiran demi butiran air mataterus-menerus mengalir di wajahku,seperti mereka akan berlomba untuk menang.
Hatiku sakit melihat tulisan itu.Bagaimana tidak,papan yang bertuliskan nama sahabatku.Sahabat yang sangat kusayangi ,sahabat yang selalu ada saat aku sedang  mendapat masalah.Tapi sekarang dia telah pergi.Pergi selama-lamanya.Pergi meninggalkan semua orang yang mencintainya .
Acara pemakaman telah selesai,sekarang waktu kami untuk pergi,tapi rasanya aku masih ingin berada di sini.Aku masih tidak percaya,Putri telah pergi secepat ini.Kalau tahu dia akan pergi secepat ini,aku pasti akan pulang ke Indonesia lebih cepat.Dan aku bisa menemaninya.
Satu persatu orang mulai pergi,dan lama-kelamaan hanya tersisa 1 orang.
Romy,dia masih di sana tertunduk pada makam Putri.Aku menghampirinya.”Belum pulang Rom?”tanyaku sambil menyeka air mata yang akan keluar.”Aku tidak ingin pulang sekarang,aku masih ingin berada di sini.
“Kalau aku tahu,Putri akan pergi secepat ini aku tidak pasti akan pulang lebih awal”Kataku,”Kenapa Putri bisa kecelakaan?”
Romy yang tadinya menunduk kini di mengangkat wajahnya.Air mata yang terus mengalir membuat matanya agak merah,”Kecelakaan?Siapa?Putri?”Dia mengajukan pertanyaan yang tidak aku mengerti sama sekali,”Putri tidak kecelakaan”.
Aku tambah bingung,apa yang terjadi pada Putri sebenarnya?Banyak orang bilang kalau Putri meninggal karena kecelakaan.Tapi kenapa Romy berkata seperti itu padaku?
“Apa maksud kamu?Sebenarnya Putri itu kenapa?”tanyaku.Mata Romy beralih ke nisan Putri,dia menatap nisan itu dan meneteskan air mata.
“Sebenarnya Putri meninggal bukan karena kecelakaan,tapi karena dia sakit”Jelas Romy masih menatap nisan Putri”.
“Sakit?Sakit apa ?”tanyaku lebih serius.Sekarang mata Romy beralih memandangku”Kanker Darah”.
Seketiak itupun aku menangis tersedu-sedu.Butiran demi butiran air mata sekarang berlari melewati pipiku.Bagaimana aku tidak tahu kalau selama ini sahabatku menderita kanker?
Pasti dia sangat kesakitan saat itu,tapi aku tidak tahu dan justru pergi ke negeri asing.”Kenapa tidak ada satu orang pun yang memebri tahuku?”tanyaku pada Romy.
Saat Romy akan menjawab,hujan semakin deras.Seolah mereka sedih dengan kepergian Putri.Romy memebawaku pergi dari makam.Kami naik mobilnya.Aku masih tidak bisa percaya apa yan sebenarnya terjadi.
Aku dan Romy masih menangis,walau kami telah pergi dari pemakaman.”Kenapa tidak ada yang member tahuku?!”Sekarang aku membentak Romy.
Romy langsung menepikan mobilnya.Dia juga ikut menangis.”Aku tidak tahu,tidak banyak orang yang tahu kalau Putri itu sakit,bahkan kedua orang tuanya”jelas Romy.
“Lalu bagaimana kalian tahu kalau Putri sakit?”
Romy menghela nafas dan dia mulai bercerita.”Orang tua Putri menyadari kalau dia sakit saat rambutnya mulai rontok,badannya kurus dan dia selalu mimisan.Aku sendiri tahu kalau Putri sakit saat aku ingin memberikan kejutan.Tapi justru aku yang di beri kejutan olehnya”Jelas Romy menerangkan dan dia sekarang seperti menerawang.
“Saat aku melihatnya,kepalanya botak,tubuhnya kurus kering dia seperti orang yang rapuh.Tapi dia tidak pernah hilang semangat untuk sembuh dari sakitnya.Dia terus berusaha dan berusaha agar bisa sembuh.Tapi Tuhan terlalu sayang padanya sehingga dia diambil”
Penjelasan Romy membuatku semakin tersayat-sayat.Aku tidak ada di sampingnya saat dia kesakitan.Teman macam apa aku ini?
“Sejak kapan dia mulai sakit Rom?”tanyaku.
“Sejak dia kelas 3 SMA,penyakit itu telah menggerogoti tubuhnya”jawab Romy membuatku menitihkan air mata yang lebih banyak lagi.
“Dia pernah bilang,kalau dia tidak ingin dikasihani.Dan dia juga bilang,jika dia meninggal jangan pernah menangis untuknya”lanjut Romy menjelaskan.
Seketika itu pun aku terdiam,tangisku menghilang dan membayangkan wajah Putri yang penuh senyum.Sejak dulu aku tahu kalau Putri itu kuat dan tegar,tapi aku tidak pernah tahu kalau Putri itu memang sangat kuat dan juga tegar dalam menghadapi semua ini.Aku benar-benar kagum padanya .Aku ingin menangis untuk hari ini,hanya hari ini,Putri maafkan aku karena aku menangis saat ini ,hanya saat ini.Besok aku tak akan menangis lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar